Sri Indah Lestari, Wahyu Sari A, Nisfi Nurlailatul dan Dany Dwi Jaka |
Lima
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta berhasil menciptakan
prototype alat peringatan air pada pompa berjudul Kopertis SC (Kotak
Pemantau dan Peringatan Air berbasis Solar-Cell).
Alat tersebut berfungsi untuk memberikan peringatan dini pada pengguna
pompa air manual yang lupa mematikan pompa hingga menyebabkan air
meluber.
Lima
mahasiswa tersebut adalah Nisfi Nurlailatul, Sri Indah Lestari, Wahyu
Sari A., Febri Arfianto, dan Dany Dwi Jaka, yang merupakan mahasiswa
jurusan Teknik Elektro UMY. Saat diwawancara
pada Rabu (15/06), Sri Indah mengungkapkan pemilihan Kopertis SC untuk
digunakan pada pompa manual dikarenakan masyarakat lebih banyak yang
tertarik untuk menggunakan pompa manual dibanding pompa otomatis.
“Sebelumnya
kami sudah melakukan survey dengan memberikan questioner kepada
masyarakat. Hasilnya, banyak masyarakat yang mengeluh atas penggunaan
pompa otomatis, dan banyak yang lebih
memilih menggunakan pompa manual. Alasannya karena pompa otomatis lebih
sering rusak, disebabkan sistem on/off yang tidak teratur sehingga
pompa lebih cepat panas, dan menyebabkan daya yang digunakan relatif
besar. Pompa air dayanya besar, tapi alat otomatisnya
berdaya kecil, sehingga pompa otomatis menjadi cepat rusak,” jelas Sri
Indah.
Disamping
itu, Nisfi Nurlailatul menjelaskan cara kerja Kopertis SC yang akan
mengirimkan SMS kepada pengguna pompa air manual berisi besarnya volume
air sehingga dapat menghindari
kebocoran pipa. Di samping itu, alarm yang terpasang di alat tersebut
akan betbunyi secara otomatis ketika pompa air manual lupa dimatikan.
“Jadi
dengan kopertis SC ini, pengguna bisa tahu seberapa banyak volume
penggunaan air, supaya pengguna bisa melakukan sinkronisasi data antara
penggunaan air dengan tagihan PDAM,”
jelas Nisfi.
Lima
mahasiswa yang tergabung dalam satu tim PKM (Program Kreativitas
Mahasiswa) Karsa Cipta tersebut menjelaskan bahwa prototype Kopertis SC
sudah diujikan dalam skala kecil. Dalam
sistem Kopertis SC sendiri disebutkan menggunakan micro-controller yang
membutuhkan SIM modul yang berfungsi untuk mengirim SMS kepada pengguna
pompa.
“Di
SIM modul itu di-setting isi pesan dan nomor yang dituju untuk
mendeteksi air di tandon bila sudah habis atau penuh. Kopertis SC juga
menggunakan sensor ping atau sensor ultrasonik.
Sensor tersebut berguna memberikan peringatan pada minimal ketinggian
air 5 cm dan maksimal 15 cm dari total ketinggian tandon prototype 20
cm. Jadi ketika ketinggian air mencapai lebih dari 15cm atau kurang dari
5 cm, buzzer akan berbunyi,” jelas Wahyu Sari.
Prorotype
Kopertis SC sendiri berbentuk kotak kecil seukuran kotak susu dan untuk
menggunakannya perlu dipasang di atas dan di samping tandon air.
Kopertis SC sendiri memiliki kelebihan
yakni menggunakan sumber solar atau tenaga matahari. “Meskipun
menggunakan sumber tenaga matahari, alat ini dapat di-setting jika ingin
menggunakan sumber dari PLN. Jadi alat ini bisa menggunakan dua sumber
tenaga yang dapat diubah-ubah,” tutup Wahyu Sari.
Post a Comment