Konvensi Nasional
Indonesia Berkemajuan (KNIB) 2016 yang dibuka oleh Presiden Republik
Indonesia, Ir. Joko Widodo, pada Senin (23/5) di Sportorium Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
(UMY), disambut oleh iringan musik dari grup musik Musik Bambu Sang
Surya. Grup musik Bambu asal daerah terluar Indonesia ini berasal dari
Sangihe, Sulawesi Utara, tepatnya di daerah perbatasan Indonesia dengan
Filipina. Grup musik Bambu Sang Surya yang juga
baru pertama kalinya menginjakkan kaki di Yogyakarta ini bertindak
sebagai musik pengiring mars Muhammadiyah 'Sang Surya', yang dibawakan
oleh Paduan Suara Sunshine Voice UMY.
Grup musik Bambu Sang Surya yang baru pertama kalinya menginjakkan
kaki di Yogyakarta ini bertindak sebagai musik pengiring mars
Muhammadiyah "Sang Surya" yang dibawakan oleh Paduan Suara Sunshine
Voice UMY. Grup musik yang
beranggotakan 38 orang ini didatangkan langsung dari daerah Sangihe.
Sutarji Adipati, S.Pd.I, selaku Koordinator
Musik bambu Sang Surya dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)
Sulawesi Utara mengungkapkan bahwa ia dan timnya merasa sangat
tersanjung, karena telah diundang
dalam acara KNIB tersebut. Terlebih lagi acara KNIB tersebut dibuka
secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo. "Kami merasa sangat
tersanjung karena telah diizinkan untuk ikut tampil dalam acara KNIB
ini. Hal ini tentunya akan sangat menguntungkan bagi kami,
karena kami berasal dari salah satu daerah perbatasan Indonesia. Tapi
kami memiliki satu keunggulan yang bisa ditawarkan kepada masyarakat
Indonesia, yakni melalui keahlian musik bambu yang kami bawakan ini,"
ujarnya saat ditemui pada Senin (23/5) di Sportorium
UMY.
Sutarji pun berharap agar keunggulan
masyarakat Sangihe yang membawakan musik bambu dari daerah asalnya
tersebut dapat dikenal luas oleh masyarakat Indonesia bahkan juga dapat
menjadi daya tarik wisata.
"Kami juga tidak menyangka bahwa grup musik dari daerah terpencil
seperti kami ini bisa diundang ke acara KNIB yang disaksikan langsung
oleh Presiden RI. Tapi kami berharap dengan penampilan kami ini,
pemerintah pusat bisa melirik musik bambu dari daerah kami.
Sehingga jika sewaktu-waktu ada acara di Istana Negara, kami bersedia
diundang membawakan lagu-lagu nasional atau daerah," ungkapnya.
Selain itu, perjalanan grup musik bambu Sang
Surya yang beranggotakan 38 orang dan didatangkan langsung dari Sangihe
ini juga penuh dengan perjuangan. Sebagaimana diceritakan pula oleh
Sutarji, bahwa jarak
yang mereka tempuh dari daerah asalnya hingga tiba di Yogyakarta kurang
lebih memakan waktu selama satu hari satu malam. "Perjalanan kami dari
pulau Sangihe hingga tiba di Yogyakarta ini sekitar 23 jam. Dari
Kabupaten Sangihe ke Manado, jarak yang harus kami
tempuh adalah 9 jam. Setelah itu dilanjutkan dengan perjalanan udara
dari Manado ke Surabaya sekitar 3 jam. Dan perjalanan terakhir
menggunakan bis dari Surabaya ke Yogyakarta kurang lebih 9 jam," terang
Sutarji. Namun perjalanan yang penuh dengan perjuangan
tersebut akhirnya bisa terbayar dengan penampilan mereka yang bisa
disaksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo.
Post a Comment