Sejarah negara Korea dengan Indonesia bisa dikatakan hampir mengalami
proses yang sama, mulai dari awal mula perkembangan dunia industri
hingga pertanian, yakni pada tahun 1970an. Namun, pada dekade
berikutnya, Korea mengalami perkembangan yang sangat pesat
di bidang industri hingga menjadikan mereka sebagai raksasa industri
dunia. Sementara Indonesia sendiri masih tertinggal dari Korea pada
bidang tersebut. Karena itulah mengapa Indonesia perlu dan harus berani
melakukan perubahan agar bisa mengejar ketertinggalan
tersebut dan mampu menjadi bangsa yang maju dan kuat.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia, Ir.
Joko Widodo dalam sambutannya pada acara pembukaan Konvensi Nasional
Indonesia Berkemajuan (KNIB) 2016, Senin (23/5) di Sportorium
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Menurutnya yang
menjadi persoalan Indonesia tidak bisa mengejar ketertinggalannya dari
negara-negara maju lainnya adalah karena Indonesia tidak berani
melakukan perubahan besar-besaran di tingkat pemerintah. Indonesia pun
menurutnya belum berani melakukan perubahan-perubahan
dalam regulasi negara.
"Di tingkat dalam negeri kita saat ini memiliki 42 ribu aturan
regulasi. Dari 42 ribu regulasi itu, ada 3 ribu regulasi yang
bermasalah. Hal-hal yang bermasalah seperti itulah yang harus
diselesaikan secepat-cepatnya, karena kita bersaing dengan negara-negara
lain yang mempunyai keunggulan dan sudah maju mendahului kita. Jadi
saya minta kepada Kementerian Dalam Negeri untuk menyelesaikan dan
menghapuskan 3 ribu aturan regulasi yang bermasalah itu, maksimal bulan
Juli. Sehingga dengan begitu kita bisa mempercepat
lagi laju pembangunan negara kita," papar Presiden RI Joko Widodo, yang
juga sekaligus membuka acara KNIB ini secara resmi.
Menurutnya, jika Indonesia memang ingin menjadi negara yang maju dan
memiliki daya saing dengan negara lain, maka Indonesia harus berani
mencontoh negara maju lainnya. Seperti Korea yang memiliki keterbukaan
dan keberanian untuk berinovasi, bersaing dan
berkompetisi dengan negara-negara lain. Dan untuk mewujudkan hal
tersebut, yang harus dilakukan pertama kali oleh Indonesia adalah berani
melakukan perubahan-perubahan. "Selama ini kita masih selalu terjebak
dengan kajian-kajian yang lalu. Tidak berpikir produktif,
gampang sekali mencela dan mencemooh yang lain, serta gampang mengeluh.
Jadi tantangan-tantangan itu yang harus diselesaikan, dan
pikiran-pikiran seperti itu yang harus diubah," jelasnya.
Ir. Joko Widodo juga menyampaikan bahwa ada tiga cara yang bisa
dilakukan oleh bangsa Indonesia agar bisa mempercepat daya saingnya di
tingkat global. Pertama, melakukan percepatan pembangunan infrastruktur.
Kedua, deregulasi besar-besaran seperti terhadap
3 ribu aturan regulasi yang bermasalah, dan ketiga pembangunan
Sumberdaya Manusia (SDM)."Ada tiga hal yang perlu dilakukan kita dalam
menghadapi daya saing negara-negara lain, yang pertama adalah
mempercepat pembangunan infrastruktur, kedua deregulasi
besar-besaran,dan
yang ketiga adalah pembangunan Sumberdaya Manusia. Itulah fokus kita
yang harus diperhatikan dan dilakukan bersama," ujarnya.
Percepatan pembangunan infrastruktur, menurut Presiden Jokowi sangat
penting untuk dilakukan. Hal tersebut karena melihat infrastruktur yang
dimiliki oleh Indonesia masih sangat-sangat tertinggal dibandingkan
dengan negara-negara maju dan berkembang lainnya.
Sementara, infrastruktur tersebut juga merupakan salah satu faktor yang
dapat meningkatkan daya saing bangsa Indonesia. "Kemudian untuk
deregulasi peraturan itu seperti aturan-aturan yang membuat negara kita
berbelit-belit, itu juga harus dihapuskan, seperti
menyederhanakan pengurusan izin usaha. Dan satu hal lagi yang sangat
penting untuk kita perhatikan adalah membangun SDM. Untuk mempercepat
pembangunan SDM ini kita bisa mengembangkan sekolah-sekolah atau
training-training vokasional, yang kemudian dikerjasamakan
dengan daerah-daerah agar siswa-siswanya bisa melakukan magang dan
melatih keterampilannya. Dan kalau hal itu bisa dilakukan bersama-sama
oleh semua daerah, maka kita bisa menyediakan lapangan pekerjaan dengan
mudah bagi masyarakat Indonesia. Karena sebagaimana
kita ketahui pula, bahwa masih ada 7,6 juta warga Indonesia yang masih
menjadi pengangguran," tuturnya.
Karena itulah, menurut Presiden Jokowi, untuk maju dan menjadi bangsa
yang terhormat masyarakat dan pemerintah Indonesia harus bersatu.
Kesatuan yang dibawa oleh bangsa Indonesia tersebut nantinyalah yang
akan menjadikan Indonesia mampu menjadi negara yang
maju dan tidak kalah bersaing dengan negara-negara lainnya. "Untuk maju
dan menjadi bangsa yang maju, kita harus bersatu. Bersatu untuk bangkit
menjadi bangsa yang maju dan kuat," tutupnya.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment