Selama
ini manusia dihadapkan dengan para pemimpin yang memiliki latar
belakang dan karakter yang berbeda. Pemimpin tersebut juga memiliki gaya
memimpin sendiri yang terkadang menimbulkan
respon positif ataupun negatif dari para rakyatnya. Namun pada era saat
ini, pemimpin yang sesungguhnya dibutuhkan masyarakat adalah pemimpin
yang memiliki pandangan dan misi melangit, namun masih bersikap atau
memijakkan kaki di bumi.
Hal
tersebut yang disampaikan oleh Walikota Bandung, Ridwan Kamil, dalam
Sesi Pleno II Konferensi Nasional Indonesia Berkemajuan (KNIB) di Ruang
Sidang AR. Fachruddin B lantai 5 pada
Selasa (24/05). Dalam pemaparannya, Ridwan Kamil menyampaikan
pengalaman kerjanya sebagai walikota selama 2,5 tahun.
Kang
Emil, begitu ia sering disapa, menyampaikan bahwa manusia sudah
melewati beberapa masa kepemimpinan. Pertama adalah masa ideologi,
dimana seorang pemimpin diikuti karena sabdanya
atau ideologinya, seperti Nabi Muhammad dan khalifah. Kang Emil
menyebutkan bahwa masa itu telah berlalu.
Masa
kedua adalah masa dimana para pemimpin diikuti karena mereka
menaklukkan negeri-negeri. Seperti contohnya Gajah Mada dan Julius
Caesar, yang masa tersebut juga sudah lewat. Masa
ketiga adalah masa pemimpin yang membebaskan revolusioner seperti
Soekarno, Mahatma Ghandi, dan Lee Kwan Yiuw yang juga sudah lewat
masanya.
“Sekarang
adalah masanya kepemimpinan seperti Pak Jokowi dan sebagian sahabatnya.
Mereka memimpin dengan cita-cita melangit, namun masih bersikap
membumi. Rakyat sudah tidak lagi mencari
pemimpin seperti nabi, seperti raja, ataupun sosok orator yang luar
biasa. Mereka mencari seperti kita, bedanya mereka (pemimpin-red.) yang
lebih amanah. Saya bilang ke warga Bandung, saya tidak ada bedanya
dengan anda semua. Bedanya saya cuma lebih sibuk
saja, karena walikota dan bupati semuanya diurus,” jelas Ridwan Kamil.
Sebagai
seorang pemimpin, Kang Emil juga tengah mempraktekkan politik jemput
bola, karena untuk maju itu dijemput, bukan ditunggu. Pemimpin yang
dicari adalah yang membawa perubahan
dengan tipikal proaktif bukan yang hanya duduk di meja dan menunggu
laporan saja. “Turun ke lapangan, ngobrol dengan warga, berinteraksi.
Karena perubahan harus dijemput,” jelas Kang Emil.
Ridwan
Kamil juga menyebutkan bahwa ia selalu mengutip perkataan Steve Jobs
yang menyebutkan bahwa yang membedakan pemimpin dan pengikut adalah
Inovasi. “Pak Jokowi selalu mengatakan
jangan sibuk urusan rutin. Berinovasi! Kalau sibuk urusan rutin, nanti
tahu-tahu sudah lima tahun, nanti tidak ada jejaknya,” terang Ridwan
Kamil.
Sebagai
seorang pemimpin, Ridwan Kamil menyebutkan juga harus berkolaborasi
bersama warga. “Membangun bersama warga, berkolaborasi dengan polisi,
institusi, dan dengan warga bandung.
Saya ciptakan komunitas-komunitas, saya rangkul warga sesuai
forum-forum keahlian,” sebut Ridwan Kamil.
Post a Comment