Istilah “Berkemajuan” jika dikaitkan dengan gerakan,
mengandung arti lebih dari sekedar maju. Kata Maju sendiri sudah mengandung
konotasi dinamis, lalu ditambah imbuhan ber- dan akhiran –an maka “Berkemajuan”
bukan lagi sekedar maju, namun disertai dengan proses. Jika dibuat garis dia
tidak rata, namun mendaki ke atas. Saat ini “Berkemajuan” sudah diidentikan
dengan gerakan Muhammadiyah. Oleh karena itu, “Berkemajuan” sudah tidak
berada pada tataran konsep. Bukan lagi bersifat teoritis, normatif, dan,
konsepsional namun menjelma dalam bentuk gerakan atau aksi. Seperti yang sudah
terjadi pada Muahammadiyah. Hal tersebut dinyatakan oleh Prof. Dr. Din
Syamsuddin, salah satu tokoh Muhammadiyah yang hadir dalam Muktamar Nasyiatul
Aisyiyah ke XIII di Sportorium UMY, Sabtu (27/8) sore. Dalam pemaparannya, Din
Syamsuddin juga berpesan kepada muktamirin Nasyiatul Aisyiyah pentingnya
mengubah organisasi menjadi gerakan.
“Gerakan adalah sekelompok manusia yang tertinggi, di atas
organisasi dan paguyuban. Gerakan levelnya sudah di atas organisasi, maka jika
Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyah sudah memakai istilah gerakan maka jangan
main-main, para kadernya juga harus melebihi sebuah organisasi,” ujar Mantan
Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut. Menurutnya, sebuah organisasi dinilai melakukan
gerakan jika dia bergerak menuju tujuannya secara sistematis dan dinamis.
Muhammadiyah dalam contohnya adalah sebuah organisasi yang mengenal
persyarikatan, yaitu yang menunjukkan kebersamaan antar elemen baik secara
vertikal dan horizontal. Namun juga demikian Muhammadiyah juga merupakan
gerakan yang praksis, yaitu yang menggabungkan ide dan aksi. Beliau berharap
dalam Muktamar Nasyiatul Aisyiyah ke XIII ini, para muktamirin Nasyiatul
Aisyiyah mengembangkan gerakan ilmu, selain gerakan dakwah yang sudah dilakukan
Muhammadiyah. “Saya kalau tidak salah menangkap, Muktamar Nasyiatul
Aisyiyah ini akan membentuk gerakan ilmu. Jika hal itu benar adanya, maka ide
itu bagus. Bahwa gerakan ilmu dibawa oleh Nasyiatul Aisyiyah, maka Nasyiatul
Aisyiyah harus bertanggung jawab dan tampil paling depan untuk
menampilkan diri sebagai insan cendekia,”tambahnya. Maka dengan semangat
gerakan ilmu tersebut, Nasyiatul Asiyah tidak bisa lepas membahas dua hal yaitu
Kecendekiaan dan Daya Inovasi. “Keduanya menjadi dua potensi manusia yang
sangat penting. Kecendekiaan ini berhubungan dengan ilmu, sementara Daya
Inovasi adalah hasilnya. Jadi ketika kita mengembangkan dua hal tersebut, kita
mengembangkan kemampuan insani diri kita (kemampuan yang sudah ada di dalam
diri manusia),”tambahnya. Dalam penutupnya, beliau mengungkapkan apresiasi
kepada Nasyiatul Aisyiyah yang sukses menggelar Muktamar ke XIII dan menitipkan
beberapa doa. “Selamat untuk penyelenggaraan Muktamar Nasyiatul Aisyiyah ke
XIII, teriring doa untuk Muktamar ini agar mendorong dinamika gerakan, khusunya
gerakan perempuan muda berkemajuan,” tutupnya.
Post a Comment