Din
syamsudin, ketua dewan pertimbangan majelis ulama indonesia (MUI), angkat
bicara terkait dengan, dinamika pilkada dki saat ini. menurutnya, politik ibu
kota telah membawa negara indonesia kepada kondisi dialektik yang penuh
pertentangan ,antara kelompok-kelompok masyarakat. Setelah ditentukannya tiga
pasangan calon yang akan bersaing pada pilkada dki tahun depan, pak din melihat
adanya sentimen yang mengacu pada unsur sara yang muncul, seperti agama,etnis,ras,
yang sudah berada pada tingkat ekstrim. Mantan ketua umum pp muhammadiyah
tersebut mengatakan bahwa sentimen sara dilakukan oleh kedua belah pihak.
sehingga jangan ada yang menuduh bahwa satu pihak saja yang melakukan. kondisi
perpolitikan ibu kota, tidak hanya bisa dilihat secara lokal saja, karena
politik tersebut memiliki resonansi yang luas, hingga mencapai wilayah lain. Din
syamsudin menegaskan bahwa, jika kondisi tersebut,tidak dikelola dengan baik,
oleh kenegarawanan, maka tidak mustahil, eskalasi akan terjadi. Din syamsudin
mengatakan bahwa secara nyata, politik ibu kota berimbas terhadap politik
nasional. tidak dapat dipungkiri, bahwa politik dki memiliki kaitan dengan
agenda demokrasi tahun 2019, baik pemilu legislatif maupun pemilu eksekutif. Din
syamsudin mengharapkan adanya tangan kenegarawanan yang turut andil dalam
menangani dialektika politik ibu kota. selain itu, diharapkan persiden mampu
menjadi penengah dari kedua kubu politik,yang bertentangan.
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Post a Comment