Dalam rangka untuk
memperkuat eksistensi pengembangan daya saing bidang ekonomi dan bisnis,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FEB UMY)
selaku institusi pendidikan tergerak menyelenggarakan Seminar Nasional yang
bertajuk “Membangun Daya Saing Bangsa dalam Perspektif Ekonomi dan Bisnis.
” Dengan diadakan seminar nasional tersebut menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan peran Perguruan Tinggi dan Fakultas Ekonomi dalam mendukung optimalisasi daya saing global.
” Dengan diadakan seminar nasional tersebut menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan peran Perguruan Tinggi dan Fakultas Ekonomi dalam mendukung optimalisasi daya saing global.
“Ekonomi dan Bisnis dapat
memberikan dorongan persaingan antar bangsa yang sudah ada ukurannya,
sebagaimana persaingan setiap tahunnya terus dilakukan. Ada 12 pilar yang bisa
menjadi ukuran apakah sebuah negara itu termasuk dalam kompetitif global. Salah
satu pilar itu yaitu pilar di bidang bisnis. Hal yang menarik ada satu pilar
yaitu pilar bidang perguruan tinggi. Ini bisa menjadi dasar bahwa bagaimana
Indonesia memiliki pola pikir agar perguruan tinggi kita bisa menjadi perguruan
tinggi kelas dunia dan bisa menjadi pendukung daya saing global. Mudah-mudahan
Fakultas Ekonomi ini bisa mengejar untuk berkompetitif di daya saing global,”
papar Rektor UMY, Prof. Bambang Cipto saat memberikan sambutan sekaligus
membuka Seminar dan Launching Fakultas Ekonomi UMY menjadi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UMY.
Pada sambutannya, Sabtu
(24/9) di gedung AR Fachruddin B lantai 5, Prof. Bambang mengatakan bahwa
perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam mengoptimalisasi daya saing.
Terlebih dengan perubahan nama yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi UMY menjadi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMY dapat memberikan acuan penguatan Sumber Daya
Manusia untuk meningkatkan daya saing bangsa. “Indonesia memiliki kolektivitas
bagaimana perguruan tinggi ini bisa masuk ke global kompetitif. Minimal
produk-produk di perguruan tinggi ini bisa menjamin dan menyeimbangkan 12 pilar
yang menjadi persaingan antar negara. Mudah-mudahan FEB bisa berkompetitif di
daya saing global,” tambahnya.
Sementara itu, Deputi
Menteri PPN/ Kepala Bappenas bidang ekonomi, Dr. Ir. Leonard VH. Tampubolon,
MA., selaku keynote speaker mengatakan bahwa daya saing merupakan salah satu
faktor penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada
lima tahun ke depan. Leonard menyampaikan, RPJM pada tahun 2015 hingga 2019
guna memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan
menekankan pencapaian daya saing.
“Hal yang menjadi dasar
untuk memantapkan daya saing yaitu berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus
meningkat. Selain itu, daya saing tidak hanya bergantung pada efisiensi dan
produktivitas, namun daya saing juga harus mampu meningkatkan kerjasama ekonomi
Internasional dan regional, serta mampu meminimalisasi dampak globalisasi,”
jelas pakar ekonomi tersebut.
Leonard melanjutkan, guna
meningkatkan daya saing bangsa, maka perlu penguatan Sumber Daya Manusia.
Seperti yang disebutkan, terdapat empat pilar utama Masyarakat Ekonomi ASEAN
2015 yang merupakan upaya untuk mewujudkan terbentuknya integrasi ekonomi
regional di kawasan Asia Tenggara. “Empat pilar MEA 2015 yaitu pasar tunggal
dan kesatuan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi,
pertumbuhan ekonomi yang merata, serta integrasi ke perekonomian global. Dalam
pertumbuhan ekonomi yang merata ini untuk mewujudkannya bisa dilakukan melalui
pengembangan UKM,”ujarnya
Post a Comment