Menginjak
satu abad suara muhammadiyah sebagai majalah yang lahir sebelum kemerdekaan
indonesia dan telah menjadi majalah tertua yang eksistensinya masih terjaga
serta telah mendapatkan rekor muri, Ketua Umum pimpinan pusat muhammadiyah haedar natsir
berharap dewan pers tidak menganggap majalah suara muhammadiyah sebagai media
yang primordial karena terlahir dari organisasi islam. Majalah suara muhammadiyah yang dirintis oleh k.h. Ahmad dahlan dan haji
fachrodin, majalah suara muhammadiyah (soeara moehammadijah) pertama
kali terbit pada bulan dzulhijjah tahun 1333 h (1915 m). Sebagaimana diketahui
muhammadiyah telah banyak ikut serta memperjuangkan kemerdekaan dan ikut serta
mendirikan republic ini serta muhammadiyah yang ikut memberi saham untuk
mensejahterakan, mencerdaskan, dan memajukan kehidupan bangsa ini. Dari hal itu
pimpinan pusat muhammadiyah berharap majalah suara muhammadiyah harus dihargai
dan mendapatkan tempat dihadapan dewan pers supaya majalah suara muhammadiyah
tidak hanya menjadi bagian dari proses verifikasi dan perlakuan kebijakan dunia
pers yang hanya mengandalkan pada formalitas atau hal hal yang bersifat verbal.
Majalah suara muhammadiyah sendiri memiliki moto meneguhkan dan mencerahkan.
BACA LAINNYA PP MUHAMMADIYAH MENEGASKAN SERTIFIKASI & STANDARISASI KHATIB TIDAK PERLU PP MUHAMMADIYAH MENEGASKAN SERTIFIKASI & STANDARISASI KHATIB TIDAK PERLU
BACA LAINNYA PP MUHAMMADIYAH MENEGASKAN SERTIFIKASI & STANDARISASI KHATIB TIDAK PERLU PP MUHAMMADIYAH MENEGASKAN SERTIFIKASI & STANDARISASI KHATIB TIDAK PERLU
Post a Comment