Memasuki abad kedua aisyiyah telah menjadi gerakan emas dalam
pergerakan perempuan di indonesia. Ketua umum pimpinan pusat
aisyiyah dra. Hj. Siti noordjannah djohantini, m.m.,m.si saat
memberikan pidato iftitah dalam acara resepsi milad aisyiyah ke 100 tahun di
sportorium umy pada jumat (19/5). Dikatakan noordjannah, aisyiyah memberi nafas
dalam kebangkitan pergerakan perempuan nasional. “kita bersyukur kepada allah
swt dan berterima kasih kepada pendiri awal aisyiyah yang telah berjuang
meletakan dasar perjuangan aisiyiyah. Bukan hanya merintis aisyiyah,
tokoh-tokoh awal aisyiyah juga memberi nafas bagi kebangkitan pergerakan
perempuan nasional. Tokoh tokoh tersebut seperti siti walidah, siti moendjijah dan siti bariyah. Mereka termasuk tokoh
pelopor kongres perempuan nasional pada 22 desember 1928 di yogyakarta.
Tidak hanya pergerakan perempuan, aisyiyah dalam perkembangannya
juga merambah ke berbagai bidang seperti sosial, pendidikan dan literasi media
serta kesehatan.
Seperti pendirian pendidikan anak usia dini
sejak 1919, lalu aisyiyah juga memberi perhatian pada usaha-usaha literasi
media. Hal ini dibuktikan dengan terbitnya majalah suara aisyiyah sejak 1926
beriringan dengan suara muhammadiyah,”ungkap noordjannah.
Noordjannah berharap memasuki abad kedua ini,
aisyiyah diharapkan dapat hadir sebagai penyelesai masalah yang ada saat ini.
Post a Comment