Kemajuan zaman memasuki
era industri 4.0, gelombang disruption, serta perkembangan sains dan
informasi teknologi yang kian canggih, membuat warga dunia dan tatanan dunia
makin “tunggang langgang” kata Anthony Giddens.
Warga dunia dan tata
dunia yang ramah menjadi penting untuk berbenah secara serentak, bila kehidupan
dan kemanusiaan yang adil dan beradab, perdamaian dunia tetap ingin disemaikan
untuk kesejahteraan dan keadilan warga dunia di belahan manapun. Pembangunan
kota-kota hingga kabupaten di dunia,, wajib memperhatikan ekosistem alam dan
lingkungan global. Demikian pula perencanaan pembangunan bidang pendidikan,
kesehatan, ekonomi, sarana dan prasana kehidupan warga dunia yang kian
borderless, harus senantiasa bertumpu pada terjaganya ekosistem pl;anet bumi
dan langit yang sehat dan ramah lingkungan.
Penduduk Indonesia yang
kini mencapai 265.000.000 (Bank Dunia, 2018), pertumbuhan ekonomi yang cukup
menggembirakan, program pembangunan kesejahteraan, pendidikan, kesehatan bangsa
yang terus membaik, termasuk infrastruktur jalan yang menghubungkan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi antarkota dan kabupaten hingga pedesaan. Menyiratkan
optimisme bangsa ini memasuki era inudstri 4.0 bahu membahu dengan negara
lainnya di ASEA< ASIA, Eropa, Amerika, hingga Timur Tengah. Tidak sedikit
masalah dan ketimpangan pembangunan negeri ini yang dirasakan segenap bangsa.
Koreksi atas paradigma, filisofi, perencanaan dan praksis bembangunan Indoiesia
yang ramah lingkungan dan berkeadilan sosial, sebuah agenda kebijakan publik
yang terus menerus perlu dikumandangkan.
Merujuk dinamika global
dan kemajuan saintek sebagaimana dimaksud, Majelis Pemberdayaan Masyarakat
(MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah berkepentingan memaparkan catatan-catatan
evaluatif dan optimisme bangsa Indonesia memasuki 2019, kendatipun tahun
politik (pemilu serentak pileg dan pilpres) menjadi bumbu dinamika demokrasi
substantif negeri ini, yang patut kita rawat dan syukuri.
Post a Comment