"Kita harus
terus mengkapitalisasi pergerakan kita, baik lewat amal usaha, maupun kegiatan
dakwah di masyarakat secara langsung agar menjadi kekuatan yang membawa pada
gerakan pencerahan," kata Haedar pada Sabtu (21/12).
Menurut Haedar,
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan sosial kemasyarakatan harus hidup
berdampingan dengan masyarakat. "Muhammadiyah adalah bagian integral
dengan masyarakat dari bangsa, dan terbuka untuk membangun kerja sama dengan
siapapun."
Haedar
menekankan bahwa kemajuan yang diinginkan Muhammadiyah bukanlah kemajuan
material semata, melainkan kemajuan masyarakat yang peradabannya maju dan tetap
beragama. "Mencerahkan dalam konteks membebaskan juga dimaknai sebagai
usaha memacu masyarakat untuk beranjak dari ketertinggalan, kemiskinan,
stunting, dan belenggu situasi yang melemahkan masyarakat tersebut."
"Muhammadiyah
itu di mana-mana tidak hanya memberi ikan, tapi memberi kail untuk mencari
ikan," tambah Haedar.
Dalam konteks ini, Muhammadiyah berperan penting dalam memajukan bangsa Indonesia melalui pendidikan, kesehatan dan kegiatan sosial kemasyarakatan. Muktamar ke-49 diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat peran Muhammadiyah dalam membangun bangsa Indonesia.
Muhammadiyah sebagai gerakan pencerahan memiliki ciri proses membebaskan masyarakat. Bebas dalam hal ini dimaknai sebagai usaha menciptakan masyarakat yang ber-Tuhan Maha Esa, dan bagi muslim menjadi masyarakat bertauhid.
“Di tengah perubahan sekarang, Muhammadiyah-’Aisyiyah harus menjadi suluh peradaban yang mencerahkan dan bermula dari kecerahan keberislaman dan keberagamaan,” katanya.
Source : https://muhammadiyah.or.id/
Post a Comment